Buku
Kejung Bangkalan Madura
Masyarakat Madura yang tinggal di wilayah Madura maupun yang berada di luar Madura banyak yang datang jika ada pementasan sandur. Pementasan sandur di Keleyan, Socah, Bangkalan, dan di Kenjeran Surabaya selalu dipenuhi tamu. Banyak tamu yang datang dan pergi silih berganti. Motivasi kedatangan tamu lebih ke aktivitas ekonomi membayar buwoh, sebagai balasan untuk mengembalikan buwoh yang pernah diterimanya. Walaupun untuk membayar buwoh namun ada pula yang tertarik menari bersama dengan pengejung. Ketertarikan masyarakat terhadap kesenian sandur, khususnya kejung mulai berkurang. Banyak yang beranggapan ngejung cara Bangkalan mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, terutama sekali ngelik-nya. Selain itu improvisasi yang bervariasi akan lebih menjadikan pengejung dinilai mempunyai kepiawaian yang lebih. Oleh karena itu semakin sedikit anggota masyarakat yang tertarik untuk belajar ngejung. Kondisi seperti itu sangat memprihatinkan karena pihak pemerintah yang mempunyai tanggung jawab moral dalam memajukan dan melestarikan kejung kurang memberikan perhatian. Perlu dicermati, apakah instansi-instansi yang berkompeten terkait kemajuan kesenian daerah pernah melakukan acara yang bertujuan mengenalkan, mendalami, seperti festival sandur dengan kejungnya. Sekolah-sekolah tidak ada yang mengenalkan atau mengharuskan para siswanya mempelajari atau wajib dapat membawakan kejung itu.
Tidak tersedia versi lain