Text
Kallanomics
Istilah Kallanomics muncul di ruang publik tatkala susunan personel Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Oktober tahun 2004. Mengapa? Karena sejumlah posisi strategis di bidang ekonomi diduduki oleh ‘Orang-Orang Kepercayaan Wapres M. Jusuf Kalla. Kallanomics pun berkembang seiring dengan keinginan pemerintah untuk mempercepat laju pembangunan dan diharapkan Kallanomics menjadi bagian integral dari upaya pemerintah untuk menghabisi segala bentuk inefisiensi dalam perekonomian nasional.
Kallanomics adalah rangkaian gagasan yang secara implisit dan eksplisit pernah dicetuskan oleh Wapres M. Jusuf Kalla menyangkut pembangunan ekonomi nasional. Terlepas dari masalah pro dan kontra, gagasan-gagasan tersebut jelas memiliki peran sangat strategis karena Wapres M. Jusuf Kalla bukanlah “ban serep” bagi presiden. Dia adalah CEO di bidang Ekonomi.
Kallanomics dalam interpretasi penulis, menekankan pragmatisme dalam pembangunan. Dalam arti, prioritas tertinggi harus diberikan pada kepentingan rakyat, terutama dalam konteks pemberantasan kemiskinan dan pengangguran. Dengan demikian, menomorduakan untuk sementara berbagai permasalahan nasional yang tidak berkaitan secara langsung dengan kedua masalah tersebut, bukanlah sebuah aib. Jadi Kallanomics pada dasarnya ingin menyelesaikan berbagai persoalan yang menghambat pemulihan ekonomi berdasarkan skala prioritas.
Kallanomics sejauh yang penulis pahami, memang berbeda dengan milik para teknokrat yang sangat tergantung pada berbagai konsep dan teori akademik. Sebab Kallanomics bertumpu pada realitas ekonomi dan sosial yang terjadi pada masyarakat, dan berbagai pengalaman M. Jusuf Kalla sebagai praktisi di bidang politik dan ekonomi.
Buku ini merupakan bunga rampai dan refleksi jurnalistik tentang gagasan, wacana, dan kiprah M. Jusuf Kalla di arena masyarakat dan negara. Buku ini juga merupakan suatu “teks jurnalisme politik & ekonomi” yang sederhana dan sengaja ditulis untuk khalayak umum. Buku ini diharapkan dapat menjadi aspirasi dan penghargaan, sikap kritis, dan koreksi atas kekuatan, masalah, dan tantangan yang dihadapi M. Jusuf Kalla dan Partai pengusungnya agar terus berefleksi dan memperbarui diri, seperti puisi yang tidak kenal letih membersihkan kotornya bahasa oleh politik dan birokrasi
Herdi Sahrasad, Associate Director The Media Institute & Centre for Islam & State Studies (Pusat Studi Islam dan Kenegaraan PSIK) Universitas Paramadina, yang memperoleh gelar Doktor dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sebelumnya Herdi Sahrasad mendapat pendidikan dan training di Universitas Padjajaran Bandung, Indiana University, United Nations University, University of Philipines, Monash University, Foundation for Sustainable for Leadership, dan menjadi Visiting Jurnalist, SEAP, Cornell University, ISEAS dan University of Malaya. Menulis sejumlah buku, ratusan artikel dan esai, antara lain di The Jakarta Post, Kompas, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Media indonesia, Republika, jawa Pos dan Sinar Harapan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain